Tuesday 30 April 2013

Bersih dalam beribadah



Jamaah Jum`at rahimakumullah, semoga Allah senantiasa merahmati kita sekalian.
 

Dari seluruh kesenangan yang dianugerahkan Allah pada kita itu, ada kemudian kesenangan yang sangat agung, yakni hidayah iman serta islam, karena tanpa keduanya, seluruh rizki serta kesenangan selanjutnya hanya bencana. iman serta islam itu menuntut umat manusia untuk selalu bersih, melindungi kebersihan apalagi mendidik ikhlas serta thaharah, dan ihsan. ikhlas bermakna melindungi kemurnian, kebersihan iman. yakni kemauan serta ibadah dan muamalah selalu sesuai dengan syari’at allah serta cuma dikarenakan Allah. 


“Padahal mereka tidak disuruh, kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadaNya dalam menjalankan agama dengan lurus”. (Al-Bayyinah: 5)
Yaitu jauh dari syirik dan jauh dari kesesatan, bersih dengan sebersih-bersihnya, seperti difirmankan oleh Allah :
“Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah dia mengerjakan amal yang shaleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya. (QS Al- Kahfi 18: 110).

Hadhirin jamaah jum’at A’azzakumullah!

Bersih dalam beribadah adalah niat ikhlas, tanpa syirik, riya’, ujub dan sebagainya.

قَالَ شَدَّاد: فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اْللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَِسَلَّمَّ يَقُوْلُ: مَنْ صَلَّى يُرَائِي فَقَدْ أَشْرَكَ وَمَنْ صَامَ يُرَائِي فَقَدْ أَشْرَكَ وَمَنْ تَصَدَّقَ يُرَائِي فَقَدْ أَشْرَكَ .. قَالَ الله أَنَا خَيْرُ قَسِيْمٍ لِمَنْ أَشْرَكَ بِيْ مَنْ أَشْرَكَ بِيْ شَيْئًا فَإِنَّ (حَشْدَهُ) عَمَلَهُ قَلِيْلَهُ وَكَثِيْرَهُ لِشَرِيْكِهِ الَّذِيْ أَشْرَكَ بِهِ وَأَنَا عَنْهُ غَنِيٌّ (أحمد في المسند 4/125).
Syaddad Radhiallaahu anhu berkata: “Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Siapa yang shalat dengan berpa-mer (riya’) maka sungguh dia telah syirik (menyekutukan Allah). Siapa puasa dengan riya’ maka dia telah syirik dan siapa yang bershadaqah dengan berpamer maka dia telah syirik, ……

Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman: “Akulah sebaik-baik pem-bagi bagi siapa yang menyekutukan Aku, siapa yang menyekutukan Aku dengan sesuatu apapun maka seluruh amalnya sedikitnya atau banyaknya adalah untuk sekutunya yang dia telah berbuat syirik dengannya, sedangkan Aku Maha Kaya (tidak butuh) dari amal itu. (HR. Ahmad dalam Musnad IV=125).

Jamaah jum’at rahima kumullah!

Bersih dalam beribadah berarti melaksanakan sesuai dengan contoh dari Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam cocok dengan syari’at Allah, bersih dari bid`ah, tradisi yang menyalahi syariah, tidak membuat tatacara beribadah yang tiada diberi contoh oleh Rasulullah, karena tiada lurus amalan yang dibuat-buat sendiri ini. Rasulullah mengancam :
كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
"Setiap bid`ah adalah tersesat”. (HR. Abu Daud).
وَكُلُّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ
”Dan setiap kesesatan berada di neraka” .

Ibadah itu harus sesuai dengan syari’at, tentang syarat dan rukunnya, dengan niat ikhlas hanya karena Allah, itulah syarat diterimanya amal ibadah. (Tafsir Ibnu Katsir V=110). Itu berarti bersih Iman yang menghasilkan akhlaq dan muamalah yang bersih. Akhlaq yang dicontohkan Rasulullah n, akhlaq yang agung lagi mengagumkan. Dipuji oleh Allah Subhannahu wa Ta'ala sepanjang masa yang di hadapan segenap makhluq yang tunduk padaNya. Kalam Allah dalam Al-Qur`an itulah akhlaq Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam. Demikian diriwayatkan oleh ummul mukminin ‘Aisyah Radhiallaahu anha :
أَتَقْرَأُ الْقُرْآنَ ؟ … كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآَنُ (مسلم 746، أحمد : 16)
“Tidakkah anda membaca Al-Qur’an? Akhlaq beliau adalah Al-Qur’an”

Jamaah jumiah A’azza kumullah!

Dengan Al-Qur’an kalam Allah itulah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memimpin, mencontohkan, membimbing, memperagakan, membuktikan dan mendidik secara langsung sepanjang hidupnya dengan akhlaq yang paling bersih, paling tulus kehadirat Allah dan paling indah mengagumkan dan menjadi pedoman yang kokoh bagi kehidupan umat sepanjang zaman.

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah”. (Al-Ahzab: 21).

Keteladanan sebagai pemimpin, sebagai warga, sebagai anggota ummat sebagai apapun, di dalam beragama, beraqidah, beribadah, berakhlaq maupun bermuamalah, keteladanan beliau yang indah dan bersih itu, tercermin dalam:
  • Hati yang ikhlas, mencakup sifat-sifat marhamah penyayang, penyantun, ramah, sabar, qana’ah, tawadhu’, adil, pemberani dan sifat-sifat mulia seluruhnya dan jauh dari sifat-sifat buruk seperti: riya’, kejam, kasar, kikir, ambisi, rakus, sombong, aniaya, curang, penakut, munafiq (bermuka dua) dll. (Fana’udzu billah min dzalik).
  • Perkataan yang bersih dan indah adalah jujur, benar, singkat, jelas, halus, manis dan menggembirakan, santun serta sesuai dengan teman bicaranya. Rasulullah n teladan yang jauh dari sifat dusta, berbohong, perkataan membual, bertele-tele, kasar, pahit, mengancam, jorok, menusuk hati, kelakar dan lain-lain yang bukan merupakan perkataan orang-orang mulia.

    Dari banyak wasiat beliau dapat kita cermati satu, dua, dan mari kita wasiatkan untuk generasi kita.
عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَاِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ
“Wajib atas kalian bersifat jujur sebab kejujuran itu menunjukkan kepada kebaikan, dan sesungguhnya kebaikan itu menunjukkan kepada Surga”. (HR.Imam Bukhari dan Muslim).

Sebaliknya; seperti berbohong, menipu, bicara kasar dll, jelas beliau larang.
إِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُوْرِ وإِنَّ الْفُجُوْرَ يَهْدِيْ إِلَى النَّارِ.


“Jauhilah berkata bohong sebab sesungguhnya kebohongan itu menunjukan kepada kekejian. Dan sesungguhnya kekejian itu menunjukkan ke neraka”. (HR. Imam Bukhari dan Muslim).
  • Perbuatan yang diteladankan adalah yang baik, yang benar sesuai dengan hukum dan jiwa yang bersih itu. Itulah At-Taqwa dan itulah Al-Birru.

    Karena dasar keimanan itu maka setiap perbuatannya ia lakukan sebaik-baiknya, dengan disiplin dan hati-hati.
إِتَّقُواْ الظُّلْمَ فَإِنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ القِيَامَةِ. (رواه مسلم)
“Jauhilah kedhaliman sebab sesungguhnya kedhaliman itu adalah, kegelapan di hari kiamat”. (HR. Muslim No:6523)

“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah-pun, niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat balasannya pula (QS. Al-Zalzalah 99: 7 - 8).

Dengan berpedoman dengan ayat ini maka alangkah teliti, indah dan bersih amal mereka.
  • Muamalah yang dicontohkan oleh Rasulullah sampai akhir hayat adalah amanah yang adil, indah, bersih dan bermanfaat. Itulah Khalifah di bumi sebagai amanah yang ditegakkan dengan jujur oleh hamba yang tulus dan penuh tanggung jawab. Dari Ibnu Umar Radhiallaahu anhu Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:
كُلُّ كُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ (رواه البخاري).
“Setiap anda adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang kepemimpinannya”. (HR. Al-Bukhari : 893, 5188)
مَنْ غَشَّنَا فَلَيْسَ مِنِّا.
“Siapa yang menipu maka bukan termasuk golongan kita” . (HR. At-Tirmidzi dari Abu hurairah, Shahih)

Menjaga dan memanfaatkan nikmat dan karunia dengan sebaik-baiknya, sebagai hamba dan pemikul hukum Allah itu tiada berkenan berbuat kerusakan, kecurangan, pencemaran apalagi penghancuran. Mereka bertanggung jawab dengan ketaqwaan, Iman dan penuh harap pahala kepada Allah dengan segenap amal dan program-program amal shalih.

“Bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya”. (At-Tiin 95: 6)

Dengan siapapun, kepada apapun, orang beriman selalu menebarkan rahmat, kebaikan dan manfaat, dengan bersih, murni dan indah. Mereka selalu siap menolong agama Allah:

“(yaitu orang-orang yang jika kami teguhkan kedudukan mereka’ dimuka bumi; niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat menyuruh berbuat yang mahruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar, dan kepada Allahlah kembali segala urusan (Qs:22, Al-Hajj: 41)”. Mereka selalu menjauhkan diri dari perbuatan merusak, merugikan atau bencana, sebab itu larangan keras. Allah berfirman :

“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya, yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang beriman”. (QS. Al-A’raaf 7: 85).
Jamaah rahimakumullah!

Iman pada Mizan di hari akhir dan malaikat yang mencatat amal kita, serta tanggung jawab mengemban amanah kekholifahan adalah juga menuntun orang beriman untuk menjaga kebersihan, kelestarian dan manfaat lingkungan dan alam sekitarnya, demi kemakmuran bukan kerusakan atau pengrusakan (lihat Tafsir Ibnu Katsir I hal : 218).

Mereka aktif melaksanakan kebersihan lingkungan, reboisasi, penghijauan dan peningkatan produktifitas alam dengan eksplorasi yang wajar dan bertanggung jawab.

“Dia telah menciptakan kamu dari bumi dan menjadikan kamu pemakmurnya”. (Huud: 61).

Sampai benda penghalang di lintasan orang lewat saja dibuang, disingkirkan oleh Iman yang haus amal shaleh itu. Demi kebersihan Iman dan amalnya, demi amanah Imarah, memakmurkan, kemakmuran (Ibnu Katsir I:218 IV 331)
اَلإِيْمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّوْنَ شُعْبَةً فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَدْناَهَا إَمَاطَةُ الأذَى عَنِ الطَرِيْقِ (رواه مسلم).
“Iman itu bercabang tujuh puluh lebih, yang paling tinggi adalah kalimat “Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah” dan yang paling rendah adalah menyingkirkan kotoran dari jalan.” (HR. Muslim I/63)


Jamaah jum’at A’azza kumullah

Akhirnya semoga Allah menguatkan pohon Iman kita dengan membuahkan amal-amal shalih yang penuh manfaat sehingga terwujud lingkungan yang bersih, kali sungai yang bersih, pantai-lautan yang bersih, hutan, sawah, ladang semua yang hijau tanpa tercemari, udara yang sehat dan segar sebagai buah pohon rahmat Iman dan Islam kita, Amin ya Rabbal Alamin.
فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا فَاسْتَغْفِرُوا اللهَ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Kedua
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. وَقَالَ تَعَالَى: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا} وَقَالَ: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا}

ثُمَّ اعْلَمُوْا فَإِنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَى رَسُوْلِهِ فَقَالَ: {إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا}.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. وَأَقِمِ الصَّلاَةَ.
Bacaan Khutbah Pertama :

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.

أَمَّا بَعْدُ؛ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ



Baca juga artikel tentang “Bahagia itu dekat, tetapi kita tidak melihatnya” atau “38perkara yang menyebabkan manusia berbahagia” dan “Cobaan, ujian itu bukan akhirkehidupan” semoga bermanfaat dan terima kasih atas kunjungan anda.

0 comments:

Post a Comment