Keutamaan Menunaikan Ibadah Haji
Oleh: Marhadi Muhayarl Lc., M.A.
اَلْحَمْدُ ِللهِ الْمَلِكِ الْحَقِّ الْمُبِيْنِ، اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِي حَبَانَا بِالْإِيْمَانِ واليقينِ، وقال للنبي: (وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ).
Yang saya hormati,
Para Alim Ulama, para Asâtidz, para Hujjâj, para Ibu-ibu, Bapak-bapak dan hadirin sekalian….
Pada kesempatan yang sangat berbahagia ini, di malam yang cukup cerah ini, yang pertama dan utama tentunya, marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kita kepada Allah SWT, yang mana berkat nikmat dan karunia-Nya jualah, kita semua yang ada di sini dapat berkumpul, bertatap muka dan bermuwajahah di tempat yang sangat mulia ini. Shalawat dan salam, marilah kita sanjungkan keharibaan junjungan besar kita, nabi agung, nabi mulia, nabi akhir zaman, sayyidul anbiya’i wal mursalin, nabi Muhammad SAW.
Sudara-sudara kaum muslimin rahimakumullah…
Ketika saya mendengar Bang Asmunif mao menunaikan ibadah haji, hati saya seneng dan bersyukur. Alhamdulillah, dari gang sengon masih ada yang berangkat haji taon ini. Kita harus bangga dan bersyukur dengan keberangkatan saudara-saudara kita ke Tanah Suci. Kenapa? Karena mereka adalah para Dhuyuufurrahman Al-Mubaarakuun (para tamu Allah yang diberkati). Barang siapa yang memulikan tamu Allah, maka ia akan dimuliakan oleh Allah SWT pada hari kiamat.
Para Alim Ulama, para Asâtidz, para Hujjâj, para Ibu-ibu, Bapak-bapak dan hadirin sekalian….
Pada kesempatan yang sangat berbahagia ini, di malam yang cukup cerah ini, yang pertama dan utama tentunya, marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kita kepada Allah SWT, yang mana berkat nikmat dan karunia-Nya jualah, kita semua yang ada di sini dapat berkumpul, bertatap muka dan bermuwajahah di tempat yang sangat mulia ini. Shalawat dan salam, marilah kita sanjungkan keharibaan junjungan besar kita, nabi agung, nabi mulia, nabi akhir zaman, sayyidul anbiya’i wal mursalin, nabi Muhammad SAW.
Sudara-sudara kaum muslimin rahimakumullah…
Ketika saya mendengar Bang Asmunif mao menunaikan ibadah haji, hati saya seneng dan bersyukur. Alhamdulillah, dari gang sengon masih ada yang berangkat haji taon ini. Kita harus bangga dan bersyukur dengan keberangkatan saudara-saudara kita ke Tanah Suci. Kenapa? Karena mereka adalah para Dhuyuufurrahman Al-Mubaarakuun (para tamu Allah yang diberkati). Barang siapa yang memulikan tamu Allah, maka ia akan dimuliakan oleh Allah SWT pada hari kiamat.
من أكرم ضيوف الرحمن أكرمه الله يوم القيامة
Paling engga kan, sebagai tetangga, kita punya kesempatan untuk minum air zam-zam, betul ga ibu-ibu? Hehehe
Kalu kita perhatikan, di gang sengon ini, di antara keluarga yang suka memberangkatkan haji anggota keluarganya, walau masih muda, atau dengan kata lain keluarga yang mengutamakan ibadah, khususnya haji ini, adalah keluarga atau sanak family Bapak RT kita yaitu Bpk. H. Mansur. Ini adalah budaya positif yang harus kita lestarikan. Jadi jangan takut untuk berangkat haji. Ah gua mah masih muda. Ah gua mah nanti aja. Ah.. sekarang mah masih repot. Ah.. ntar aja kalu udah tua. Deengan berbagai alasan. Padahal Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ أَرَادَ الْحَجَّ فَلْيَتَعَجَّلْ فَإِنَّهُ قَدْ يَمْرَضُ الْمَرِيضُ وَتَضِلُّ الضَّالَّةُ وَتَعْرِضُ الْحَاجَةُ
“Barangsiapa yang ingin berhaji, maka bersegeralah, karena bisa saja dia sakit, usahanya bangkrut, atau ada keperluan lain.”
Bahkan Allah SWT berfirman:
وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلا وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ.
“Manusia mempunyai kewajiban kepada Allah untuk berhaji, yaitu (bagi) orang-orang yang mampu dalam mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa ingkar terhadap kewajiban tersebut, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya. Dia tidak butuh kepada seluruh makhluk-Nya.”
Jadi, haji itu adalah kewajiban setiap muslim, sebagai rukun Islam yang terakhir. Ibadah penyempurna. Maka belum sempurna Islam seseorang kalau dia belum haji. Bahkan Rasulullah mengancam, bagi orang Islam yang mampu, uangnya cukup, badannya sehat, ada kesempatan, tapi tidak mau berhaji hingga ajal datang menjemput, maka kata Rasulullah SAW, silahkan dia mati dalam keadaan Yahudi atau Kristen. Rasulullah SAW bersabda:
(من مات ولم يحج فليمت إن شاء يهوديا وإن شاء نصرانيا) [1]
“Barangsiapa yang mati dan belum sempat berhaji sedangkan dia mampu, maka hendaklah dia mati dalam keadaan memeluk agama Yahudi atau Nasrani.”
Oleh karena itu, ibadah haji jangan sampai ditunda-tunda. Kapan dia mampu dan ada kesempatan, maka sigrah kata orang betawi atau harus disegerakan. Jangan ditunda-tunda.
Mampu dalam ayat tadi adalah mampu secara material dan spiritual. Yaitu memiliki perbekalan yang cukup selama menunaikan ibadah haji. Cukup untuk dirinya, cukup untuk keluarganya dan cukup untuk orang-orang yang berada dalam tanggung jawabnya. Duit di kamar, jangan dibawa ke saudi semua Bang Munif. Sisain sedikit. Dulu ada cerita, gara-gara dia ngebela-belain naek haji, keluarganya di rumah sampe ga makan, bahkan sampe jual rumah. Haji seperti ini, kalu di cina disebut dengan haji littang coi, haji kelilit utang coi... Atau haji jiyang paksin, haji yang dipaksain. Kalu di kita barangkali dikenal dengan haji Anas, alias haji atas biaya dinas. Atau haji Suran, haji karena gusuran.
Barangkali, haji littangcoi ini karena berpedoman ama pepatah yang namanya “BTN” (biar tekor asal nyohor). Berkaitan dengan jenis haji seperti ini, Allah SWT telah berfirman di dalam hadis Quds: Bahwa di akhirat nanti di saat orang-orang berkumpul seluruhnya di padang mahsyar. Pada saat penghisaban, ada tiga orang yang ditanya bergiliran oleh Allah SWT, dan ini disaksikan oleh seluruh umat manusia dari sejak zaman nabi Adam sampai kita umat akhir zaman: Yang pertama, adalah orang kaya, pejabat, orang alim. Ketika ditanya, “Dulu sewaktu di dunia kamu rajin bersedekah, memberi makan fakir dan miskin, untuk apakah itu engkau lakukan? Orang itu menjawab, itu aku lakukan untuk mendekatkan diri kepada-Mu ya Allah. Lalu Allah membantah, kadzdzabta (kamu dusta), itu semua engkau lakukan karena engkau ingin disebut sebagai seorang yang dermawan. Giliran si pejabat ditanya, “Dulu sewaktu di dunia ketika engkau memangku jabatan di tengah masyarakat, engkau ramah kepada tetangga, suka meringankan urusan tetangga, untuk apakah itu engkau kerjakan? Orang itu menjawab, “Itu aku lakukan hanya karena-Mu ya Allah. Lantas Allah berkata, kadzdzabta (kamu dusta). Itu engkau lakukan karena engkau ingin dipandang sebagai pejabat yang baik, ingin disebut-sebut di tengah masyarakat. Tinggal giliran orang alim. Ketika ditanya kenapa kamu ingin menjadi orang alim? Itu aku lakukan karena aku ingin faham agama, ingin menyampaikannya kepada orang lain. Allah berkata, kadzdzabta (kamu dusta). Itu engkau lakukan karena engkau ingin dipandang sebagai orang alim, agar engkau dihormati dan disanjung orang lain. Kamu bertiga, semuanya, neraka!
Jadi, amal ibadah kita akan sia-sia jika kita salah dalam meniatkannya. Oleh karena itu, jangan sampai di hati kita tersirat niat dan tujuan yang ga baik. Oleh karena itu wajar jika seorang ulama besar yang bernama Ibnu Mubarak ketika dia berhaji dia bermimpi. Setelah menunaikan ibadah haji, setelah thawaf Ifadhah Ibnu Mubarak kelelahan. Kisah ini bisa saudara jumpai di dalam kitab Irsyâdul Ibâd dan kitab Ihyâ Ulumiddîn karya Imam Ghazali yang terkenal.
Yang kedua, adalah kemampuan Spiritual, yaitu rohaninya. Orang haji mesti sehat rohaninya. Mantapkan hati, tenangkan pikiran. Jangan banyak pikiran. Apalagi kalu sampe mikirin, duh biaya ratiban darimana ya? Duh buat orang rumah gimana yah? Duh amplov penceramah berapa yah? Terus terang, saya mah jangan dikasih amplov.
Sudara-sudara kaum muslimin rahimakumullah…
Di antara keutamaan ibadah haji adalah:
الحج المبرور ليس له جزاء الا الجنة. رواه مسلم
“Haji yang mabrur, tidak ada balasan yang lain kecuali surga.”
Oleh karena itu, ibadah haji dikatakan sebagai ibadah yang paling afdhal, karena di dalamnya terdapat berbagai macam bentuk ibadah. yaitu Ibadah Badaniah, Ibadah Nafsiyah dan Ibadah Maliyah.
Mendapatkan 70.000. kebaikan. Dihapuskan dari 70.000. keburukan
قال علي كرم الله وجهه: من قدم حاجاً متواضعاً، فدخل المسجد وطاف بالبيت وصلّى ركعتين كتب اللّه له سبعين ألف حسنة، وحطّ عنه سبعين ألف سيئة، ورفع له سبعين ألف درجة، وحسب له عتق سبعين ألف رقبة، قيمة كلّ رقبة عشرة آلاف درهم. (ثواب الأعمال 72: 12، الوسائل 11: 121، أبواب وجوبه وشرائطه، الباب 43، ح6.)
Satu dirham dalam haji mabrur lebih utama dari seribu dirham pada ibadah yang lain (bagi haji pertama). Imam Ja'far As-Shadiq berkata:
قال إمام جعفر الصادق: درهم في الحجّ المبرور أفضل من ألفي درهم فيما سوى ذلك في سبيل اللّه (التهذيب 5: 22 ح62، الوسائل 11: 114، أبواب وجوبه وشرائطه، الباب 42، ح 3 و6)
4. Bahkan keutamaan ibadah haji, jangankan dia thawaf, sai, shalat sunnah, dia duduk saja memandangi Kabah sudah ada pahalanya, yaitu mendapatkan 20 rahmat Allah SWT.
ينزل على هذا البيت في كل يوم مائة وعشرون رحمة ستون للطائفين وأربعون للمصلين وعشرون للناظرين) من حديث ابن عباس بإسناد حسن وقال أبو حاتم حديث منكر(
Satu rakaat shalat di masjidil haram sama dengan seratus ribu rakaat di mesjid lain, kecuali mesjid Nabawi.
Doa dikabulkan.
الحجاج والعمار وفد الله عز وجل وزواره إن سألوه أعطاهم وإن استغفروه غفر لهم وإن دعوا استجيب لهم وإن شفعوا شفعوا [2]
CARA BERHAJI ADA 3:
Haji Tammatu' adalah berihram untuk umrah pada bulan-bulan haji (Syawal, Dzul Qa'dah dan sepuluh hari pertama bulan Dzul Hijjah), Kemudian berihram untuk haji pada hari Tarwiyah (tgl 8 Dzul Hijjah).
Haji Tammatu' adalah berihram untuk umrah pada bulan-bulan haji (Syawal, Dzul Qa'dah dan sepuluh hari pertama bulan Dzul Hijjah), Kemudian berihram untuk haji pada hari Tarwiyah (tgl 8 Dzul Hijjah).
Haji Qiran ialah, berihram untuk umrah dan haji sekaligus, dan terus berihram (tidak Tahallul) kecuali pada hari nahr (tgl 10 Dzul Hijjah).
Haji Ifrad ialah, berihram untuk haji sampai hari nahr (tgl 10 Dzul Hijjah).
الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَعْلُومَاتٌ فَمَنْ فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلا رَفَثَ وَلا فُسُوقَ وَلا جِدَالَ فِي الْحَجِّ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللَّهُ وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الألْبَابِ (١٩٧)
الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَعْلُومَاتٌ فَمَنْ فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلا رَفَثَ وَلا فُسُوقَ وَلا جِدَالَ فِي الْحَجِّ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللَّهُ وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الألْبَابِ (١٩٧)
“(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, Barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, Maka tidak boleh rafats, berbuat Fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan Sesungguhnya Sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku Hai orang-orang yang berakal.”
Mencium hajar Aswad
[إني لأعلم أنك حجر لا تضر ولا تنفع، ولولا أني رأيت النبي r يقبلك ما قبلتك].
“Sesungguhya aku tahu pasti bahwa engkau hanya sekedar batu biasa yang tidak mendatangkan madharat dan manfaat. Seandainya saja aku tidak melihat Nabi r menciummu tentu aku tak akan menciummu.”
Adapun bagi kita orang-orang yang tidak berhaji, ada beberapa amalan yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW, di antaranya adalah;
1. Berpuasa pada tanggal 9 Dzulhijjah atau ketika seluruh jamaah haji wukuf di padang Arafah. Nabi SAW bersabda:
صوم يوم عرفة يكفر سنتين، ماضية ومستقبلة .(رواه أحمد ومسلم وأبو داود).
"Puasa di hari Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah) menghapuskan dosa dua tahun, satu tahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang." (HR. Muslim, Ahmad, dan Abu Daud).
2. Berkorban. Karena dia akan menjadi tunggangannya kelak di akhirat.
وإنه ليؤتي يوم القيامة بقرونها وأشعارها واظلافها وإن الدم ليقع من الله بمكان قبل ان يقع من الارض (رواه ابن ماجة والترمذي والحاكم).
3. Haji dan Umroh Gratis.
مَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ، ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ، ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ، تَامَّةٍ، تَامَّةٍ، تَامَّةٍ.
“Barangsiapa yang shalat subuh berjama’ah, kemudian duduk berzikir kepada Allah hingga matahari terbit, lalu ia mengerjakan shalat (dhuha) dua rakaat, maka baginya pahala seperti pahala haji dan umrah, dengan sempurna, sempurna, sempurna (pahalanya).” [3]
(من صلى أربعين صلاة في مسجدي هذا أربعين صلاة، لا تفوته صلاة كتبت له براءة من النار وبراءة من النفاق، وأمن من عذاب القبر).
“Barangsiapa yang shalat empat puluh kali shalat fardhu di masjidku berturut-turut tanpa terputus, maka Allah SWT akan membebaskanya dari api neraka, membebaskannya dari sifat munafik, dan aman dari azab kubur.”
[1] حديث من مات ولم يحج فليمت إن شاء يهوديا وإن شاء نصرانيا أخرجه ابن عدي من حديث أبي هريرة والترمذي نحوه من حديث علي وقال غريب وفي إسناده مقال.
[2] حديث الحجاج والعمار وفد الله وزواره الحديث أخرجه من حديث أبي هريرة دون قوله وزواره ودون قوله إن سألوه أعطاهم وإن شفعوا شفعوا وله من حديث ابن عمر وسألوه فأعطاهم ورواه ابن حبان.
[3] Hadits Hasan riwayat Imam Tirmidzi, lihat Sunan At-Tirmidzi, kitab shalat, bab Ma dzukira mimma yustahabbu minal julusi fil masjidi ba'ada shalatis subhi hatta thulu'isy syamsi, 3/193-194 no. 583. Nashiruddin Al-Alabani mencantumkan hadits ini dalam kitab Shahih al-Jami'us shoghir, 5/313, no 6222 dari hadits Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu. Wallahu a'lam bishshawab...
0 comments:
Post a Comment