Jamaah Jum'ah yang dimuliakan Allah.
Pertemuan kita pada hari ini, dimana kaum muslimin menampakkan syiar mereka yang terbesar setelah Iedul Fitri dan Iedul Adha, mereka berkumpul di dalam masjid-masjid untuk beribadah dan berdzikir kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala
Semua itu telah mengingatkan kita, kepada abad-abad kejayaan Islam. Dimana kaum muslimin berada dalam bimbingan sebuah khilafah. Dimana kaum muslimin memegang peranan. Dunia dari batas timur dan barat menaruh hormat kepada agama kita. Kaum muslimin menjadi orang-orang yang mulia, mempunyai izah dan harga diri, penuh karamah dan siyadah, dinaungi oleh garis-garis besar haluan Al-Qur’an dan Sunnah. Kehidupan para pemimpinnya tunduk dan hormat kepada keputusan ulama, ulamanya patut menjadi Panutan. Rakyat pun bahagia, santosa dan sejahtera, damai tentram lahir dan batin. Mendapatkan segala haknya sebagai rakyat, mulai dari hak pelayanan, hak mendapatkan pendidikan, rasa aman, keadilan, dan mengungkapkan pendapat dan nasehat kepada sang pemimpin.
Pertemuan kita pada hari ini, dimana kaum muslimin menampakkan syiar mereka yang terbesar setelah Iedul Fitri dan Iedul Adha, mereka berkumpul di dalam masjid-masjid untuk beribadah dan berdzikir kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala
Semua itu telah mengingatkan kita, kepada abad-abad kejayaan Islam. Dimana kaum muslimin berada dalam bimbingan sebuah khilafah. Dimana kaum muslimin memegang peranan. Dunia dari batas timur dan barat menaruh hormat kepada agama kita. Kaum muslimin menjadi orang-orang yang mulia, mempunyai izah dan harga diri, penuh karamah dan siyadah, dinaungi oleh garis-garis besar haluan Al-Qur’an dan Sunnah. Kehidupan para pemimpinnya tunduk dan hormat kepada keputusan ulama, ulamanya patut menjadi Panutan. Rakyat pun bahagia, santosa dan sejahtera, damai tentram lahir dan batin. Mendapatkan segala haknya sebagai rakyat, mulai dari hak pelayanan, hak mendapatkan pendidikan, rasa aman, keadilan, dan mengungkapkan pendapat dan nasehat kepada sang pemimpin.
Semua itu mengingatkan abad-abad di mana orang ahlu dzimmah (selain Islam yang
hidup di negeri Islam) tunduk dan hormat kepada setiap muslim, tunduk dan taat
kepada hukum dan tatanan muamalat Islam. Tak seorang pun dari mereka yang
berani mengangkat bahu dan wajahnya. Mereka wajib membayar jizyah, dengan
jaminan penuh berupa rasa aman, bebas menjalankan peribadatan mereka di
tempat-tempat peribadatan mereka.
Akan tetapi ya ma’asyiral muslimin, semua itu hanya tinggal kenangan, di sana
sini Ummat Islam dibantai, disiksa, diusir dibikin lapar setengah mati,
semuapun diam tanpa basa-basi, kalau dahulu kita dapat melarang ahlu dzimmah
dari berlatih kuda, maka pada hari ini, abad ini, mereka telah menaiki
kepala-kepala kita, yang dahulu mereka dapat hidup nyaman di negeri kita,
sekarang merekalah yang mencabik-cabik tubuh kita di pelbagai belahan dunia,
ditetangga kita, di dekat kita, bahkan mungkin di depan mata kita dan kitapun
hanya bisa diam!
Berapa banyak orang yang berani berpura-pura masuk Islam, kemudian menikahi
anak kita, akhwat kita, kemudian ternyata bulan madupun berubah menjadi bulan
racun yang mematikan!!
Kurang puas dari itu semua ... dipaksalah anak kita, akhwat kita untuk murtad
dari agamanya, dipaksalah ia untuk menjadi seorang pelacur murahan, menjual
murah harga diri dan kehormatannya!!
Segalanya terjadi tidak lain karena kita telah menjauhi ajaran Islam. Allah
Subhannahu wa Ta'ala berfirman:
“Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatanKu maka baginya kehidupan yang sempit.”
Semuanya terjadi karena kita selalu berbuat maksiat, jauh dari tunduk dan taat
kepada Allah. Karena harus kita akui bahwa Allah tiada akan menimpakan musibah
kecuali karena adanya maksiat. Dan tak akan mencabutnya kembali kecuali dengan
adanya taubat dan istighfar.
Kalau bukan karena maksiat kenapa Iblis dilaknat oleh Allah?! Dijauhkan dari
rahmatNya, diusir dari Surga dan alam malakutNya, dijadikan lemah dan hina.
Allah berfirman:
“Keluarlah dari Surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk dan sesungguhnya
kutukan itu tetap menimpamu sampai hari kiamat” (Al-Hijr: 34-35)
Kalau bukan karena maksiat apa sebabnya Allah menumpahkan air dari langit,
memuntahkannya ke bumi. Hingga mereka umat Nabi Nuh yang kafir dan durhaka itu
tenggelam dan binasa. Mati terkubur di dalam lumpur.
Dan Nuh berkata: “Naiklah kamu sekalian kedalamnya dengan menyebut nama Allah
diwaktu berlayar dan berlabuhnya. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha
Penghampun lagi Maha Penyanyang.”
Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung, dan Nuh
memanggil anaknya, sedang anak itu berada ditempat yang jauh terpencil. “ Hai
anakku naiklah ke kapal bersama kami dan janganlah kamu berada bersama
orang-orang kafir.
Anaknya menjawab” Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat
memeliharaku dari air bah!
Nuh berkata “ Tidak ada yang melindungi hari ini dari adzab Allah selain Allah
saja yang Maha Penyanyang
Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya: maka jadilah anak itu
termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.” (Hud: 41-43).
Kalau bukan karena maksiat lantas apa yang menyebabkan Allah menghancurkan kaum
Nabi Hud Alaihissalam ditumpas habis tiada tersisa.
“Maka mereka mendustakan (Hud) lalu kami binasakan mereka karena sesungguhnya
pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah tetapi kebanyakan
mereka tidak beriman.” (Asy-Syu’ara’: 139).
Kalau bukan karena maksiat, kenapa kaum Tsamud harus menelan mentah-mentah
adzab yang sangat pedih?!
“Kemudian mereka sembelih unta betina itu, dan mereka berlaku angkuh terhadap
perintah Tuhan. Dan mereka berkata, ‘Hai Shalih, datangkanlah apa yang kamu
ancamkan, jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang diutus Allah’, karena itu
mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di
tempat tinggal mereka.” (Al-A’raf: 77-78).
Kaumnya Nabi Luth pun hancur berkeping-keping karena maksiat pula tujuh kota hancur berantakan,
mereka diangkat setinggi-tingginya ke atas langit dengan cepat lantas
dibenturkan ke bumi sedang yang tadinya berada di atas berubah menjadi di bawah
lantas dihujani bebatuan dari sijjil.
“Maka tatkala datang adzab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas
ke bawah (kami balikan) dan kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang
terbakar bertubi-tubi yang diberi tanda oleh Tuhanmu dan siksaan itu tiadalah
jauh dari orang-orang yang zhalim.” (Hud: 82-83)
Negeri Fir’aun dilanda taufan kencang, hama
belalang, tersebarnya kutu, merejalelanya kodok dan menyebarkan darah karena
maksiat juga.
“Maka kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan darah
sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka
adalah kaum yang berdosa.”
Kemudian karena mereka tidak merubah sikapnya dalam berbuat maksiat kepada
Allah, maka lanjutnya:
Kemudian Kami menghukum mereka maka kami tenggelam-kan mereka dilaut disebabkan
mendustakan ayat-ayat kami dan mereka adalah orang-orang yang melalaikannya.
(Al-A’raf: 133 dan 136).
Bangsa Yahudi bertubi-tubi mendapatkan laknat dan adzab
Kadang mereka merasa puas setelah menyakiti NabiNya, bahkan mereka telah
membunuh beberapa nabi, maka pantas sekali kalau Allah merubah mereka menjadi
binatang yang paling keji didunia, mereka dirubah menjadi babi dan kera, karena
tabiat mereka memang seperti babi dan kera, menjadikan tak tahu balas budi dan
rakus, maka Allah mendatangkan kepada mereka bala tentara yang tidak mengasihi
mereka, menghancurkan segala yang ada, mereka akan selalu terusir dan selamanya
mereka tidak akan merasa tentram. Bahkan sampai akhir zamanpun selama mereka
tidak merubah sikap dan bertaubat, maka murka Allah itu akan selalu berulang
atas mereka.
Oleh karena itu ma’asyiral muslimin, segala musibah yang menimpa selama ini
tidak lain karena ulah tangan manusia sendiri. Allah berfirman:
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan
mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (Ar-Rum: 41).
Karena ketidak adilan, karena korupsi, suap menyuap, narkoba yang selalu erat
dengan perzinaan, pelacuran dan pencurian, karena riba, salah memilih
pendidikan, karena ambisi, hasad, iri dan dengki, buruk sangka serta segala
bentuk kemak-siatan yang lainnya. Oleh karena itu ketetapan Allah (sunnatulah)
pasti berlaku sepanjang zaman.
Sunnatullah yang pertama:
“Barangsiapa berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan kaffah,
ridha, ikhlash dan tulus dalam meniti jalannya para salafus shalih, membekali dirinya
dengan ilmu yang benar, niat yang kuat dan amal yang tepat, maka dialah yang
akan menuai segala kebaikan, kemuliaan, kejayaan dan kemenangan.”
Sedang Sunnatullah yang kedua adalah:
“Barangsiapa yang meninggalkan Al-Qur’an dan As-Sunnah, mengikuti trend
orang-orang kafir, meninggalkan ilmu dan amal, pastilah menuai kehancuran,
kekacauan, kenistaan dan kebinasaan, dimanapun dia berada. Oleh karena itu
tiada jalan yang pas kecuali ajakan, seruan untuk kembali ke jalan Allah dan
tiada jalan yang pas kecuali ajakan, seruan untuk kembali kejalan Allah dan
Rasulnya, ajaran Allah dan Rasulnya, Bimbingan Allah dan Rasulnya. Agar kita
bahagia, sentosa dan menjadi ummat yang berjaya!!!
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ
لِلَّهِ مُعِيْدِ الْجَمْعِ وَاْلأَعْيَادِ، وَمُبِيْدِ اْلأُمَمِ وَاْلأَجْنَادِ
وَجَامِعِ النَّاسِ بَعْدَ الرَّقَابِ، إِنَّ اللهَ لاَ يُخْلِفُ الْمِيْعَادَ.
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَلاَ نِدَّ
وَلاَ مُضَادَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمِّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
الْمُتَفَضِّلَةُ عَلَى جَمِيْعِ الْعِبَادِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ
وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا
بَعْدُ؛ عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ، فَاتَّقُوا
اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
Marilah kita selalu meningkatkan ketaqwaan kita, marilah kita selalu mensyukuri nikmat karena dengan taqwa dan syukur akan terbentang jalan keselamatan untuk kita, serta agar selalu berdo’a semoga Allah selalu melimpahkan kepada kita kehidupan yang selamat di dunia dan akhirat. Amin
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْعَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ اْلأَبْرَارِ. رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَّسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا، رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِن قَبْلِنَا، رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ، وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنتَ مَوْلاَنَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ. أَقِيْمُوا الصَّلاَةَ.
Bacaan Khutbah Pertama :
اَلْحَمْدُ
لِلَّهِ اْلأَكْبَرِ، خَلَقَ الْكَوْنَ وَدَبَّرَ، خَلَقَ اْلإِنْسَانَ ثُمَّ
أَمَاتَهُ ثُمَّ أَقْبَرَ، وَأَرْسَلَ الرُّسُلَ وَأَخْبَرَ، وَأَنْزَلَ
الْقُرْآنَ الْكَرِيْمَ فِيْهِ الْعِظَاتُ وَالْعِبَرُ، فَهَدَى وَأَحَلَّ
وَأَمَرَ، وَنَهَى وَحَرَّمَ وَزَجَرَ، فَقَالَ فِيْ سُوْرَةَ الْكَوْثَرِ:
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَـنِ
الرَّحِيْمِ: إِنَّآ أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ.
إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ اْلأَبْتَرُ.
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَأَعَزَّ جُنْدَهُ، وَهَزَمَ اْلأَحْزَابَ وَحْدَهُ، وَهُوَ الْقَائِلُ سُبْحَانَهُ: يَوْمَ يُسْحَبُونَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ ذُوقُوا مَسَّ سَقَرَ. إِنَّا كُلَّ شَىْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ. وَمَآأَمْرُنَآ إِلاَّ وَاحِدَةٌ كَلَمْحٍ بِالْبَصَرِ.
وَأَشْهَدُ أَنْ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَهُوَ خَيْرُ الْبَشَرِ، وَصَاحِبُ الْحَوْضِ الْكَوْثَرِ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ الْمُطَهَّرِ، وَعَلَى مَنْ صَاحَبَهُ وَأَزَرَهُ وَوَقَرَ، وَعَلَى التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ فِيْ كُلِّ أَثَرٍ، إِلَى يَوْمِ الْمَحْشَرِ.
أَمَّا بَعْدُ؛ عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ، فَاتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَأَعَزَّ جُنْدَهُ، وَهَزَمَ اْلأَحْزَابَ وَحْدَهُ، وَهُوَ الْقَائِلُ سُبْحَانَهُ: يَوْمَ يُسْحَبُونَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ ذُوقُوا مَسَّ سَقَرَ. إِنَّا كُلَّ شَىْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ. وَمَآأَمْرُنَآ إِلاَّ وَاحِدَةٌ كَلَمْحٍ بِالْبَصَرِ.
وَأَشْهَدُ أَنْ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَهُوَ خَيْرُ الْبَشَرِ، وَصَاحِبُ الْحَوْضِ الْكَوْثَرِ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ الْمُطَهَّرِ، وَعَلَى مَنْ صَاحَبَهُ وَأَزَرَهُ وَوَقَرَ، وَعَلَى التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ فِيْ كُلِّ أَثَرٍ، إِلَى يَوْمِ الْمَحْشَرِ.
أَمَّا بَعْدُ؛ عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ، فَاتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
Baca
juga artikel tentang “Bahagia itu
dekat, tetapi kita tidak melihatnya” atau “38perkara yang
menyebabkan manusia berbahagia” dan “Cobaan, ujian
itu bukan akhirkehidupan” semoga bermanfaat dan terima kasih atas
kunjungan anda.
0 comments:
Post a Comment